Kamis, 09 Januari 2014

Luka Bayang

dalam heningnya malam,
bayangmu terus mengejar,
meliuk-liuk dalam angan,
menari dipelupuk mata..
bagaimana aku melawan,
malam saja tak bisa,

hingga larut aku masih terjaga,
mengapa bayangmu tak juga sirna,
hujan telah terhenti,
tapi bayangmu terus menghantui perih,

tega kau siksa aku dengan rindu,
sedang kau disana tak juga menau,
serpihan lalu yang kau sebar,
semakin menusuk luka menganga,
tapi, begitu bodohnya diri ini, mengapa?
dalam luka rindu yang semakin pilu, 

aku masih memuja dalam pesona bayangmu,
oh, bodohnya aku.

Tidak ada komentar: