Senin, 27 Januari 2014

Catatan Hati Pemuja “KAMU”


Ada saat dimana aku sangat merindukanmu, sangat, sangat merindu. Hingga tak ada lagi yang aku ingin selain dirimu, dirimu dan hanyalah dirimu. Namun saat rindu semakin menjeratku, ku tak bisa menemukanmu. Bahkan sekadar bisikanmu ku tak bisa menangkap dengar.
Saat rindu itu semakin, semakin menyakitkanku, menyiksa batin, menusuk di hati, sungguh.. ingin kucari dirimu sang pengobat rindu. Tapi apa daya, kau kini seperti udara dalam genggamanku. Semua kenangan tentangmu selalu menyelimutiku, tapi tak bisa kusentuh sosok dirimu.
Saat ridu semakin sesak, memenuhi setiap ruang hati, hingga bahagia tak bisa dirasa, dan hanya mampu menikmati semu, mungkinkahjika aku yang terlalu?

Aku ini apa ...

Di setiap waktu yang berlalu, kau selalu mengingatku
Kau selalu mengkhawatirkanku yang hanya sesekali disampingmu
Sedang aku?
Aku hanya mengingatmu saat perlu
Hanya sesekali khawatir kala kau tak penuhi inginku

Kau rela berikan apapun yang kau punya
tak terkecuali nyawa hanya untukku merasa sempurna
Sedang aku apa?
Merelakan waktu untuk penuhi panggilanmu saja tak kuasa
apalagi mempersembahkan hidup untuk menjaga

Berulang kali diri ini menyakiti
tapi masih saja kau menyayangi sepenuh hati
Sungguh, malunya diri
Aku yang hanya berani menyimpan benci
hanya karena kau tak seperti yang ku mimpi

Senin, 20 Januari 2014

Ketika Waktu Sudah Tepat


Bila memang waktu berjalan cepat
hingga aku tak sempat
Bilamana keheningan mencekat
dan aku tak lagi di tempat

Saat hujan ku tak disana
Kala senja aku akan sirna
Dan malam tak kusapa
Pagi pun aku entah dimana

Mungkin aku masih ada
tapi aku tak sama
Mungkin aku terlelap
tapi terlalu dingin untuk mengerjap

Disana aku tersenyum
tapi kau hanya termenung
Ku ingin berucap
tapi kau diam seperti tak melihat

Biar kataku tersurat
karena tangan tak berjabat
Kusampaikan rasa tersirat
yang pernah membuat bahagia sangat

HUJAN (VI)


Hujan..
mengapa mengagumi penuh duka?
apa yang salah ?
atau hanya tak tepat ?

Hujan..
nafas ini kian berat
hembusannya tak lagi tepat
aku takut..

Hujan..
bagaimana bila waktu tak tepat ?
hingga kita terpisah tempat
dan aku tak dapat

Hujan..
jika memang tak sempat
aku hanya ingin berucap
aku masih berharap dengan sangat

TAKUT


Aku takut jika waktu akan tepat
dan aku sudah tak dapat
Aku takut jika nafas terikat
dan aku sudah tak sempat
Aku takut..
jika hembusan ini semakin berat
dan kita belum berjabat
Aku takut..
jika semua yang kuucap tepat
dan waktu itu benar dekat
Aku takut..
jika bertemu nanti dalam sekat
dan aku tak lagi hangat
Aku takut..
sangat takut,
Aku ingin peluk erat
tapi sudah terlambat

Untuk yang Tak Disebut


Teruntuk pemilik rindu yang tak akan pernah tahu,
karena biar hanya kusimpan dalam kalbu,
rasa yang kusendiri tak tahu bagaimana denganmu
Inginku hanya memandang dirimu,
tak berani berharap itu juga yang kau mau

Teruntuk kau pengisi hati yang tak akan mengerti,
karena biarkan aku menguburnya dalam sanubari
Bagaimana nanti aku berarti tak peduli
Yang kuminta kau tak akan lalai disini,
meski lain telah kau miliki

Teruntuk yang tak kusebut dimana,
karena yang ku tahu kau masih disana,
tak ku tahu apa kau kian berbeda
Ku hanya disini dengan asa tak terkata,
berdiam biar kau rasa begitu saja

Teruntuk yang tak disebut,
karena bilamana malam ini telah larut,
rindu ini semakin kalut,
membuatku kian hanyut,
yang dalam pesonamu ku terlarut

Saat Seperti


Saat kamu seperti hujan
aku sering berharap langit menjadi gelap
Karena mereka bilang
itu adalah tanda hujan akan turun

Saat kamu seperti pelangi
aku selalu berharap mentari tak pergi jika hujan menghampiri
Karena yang kudengar dari mereka
indah pelangi hanya muncul ketika panas cahaya mentari dan dingin air hujan
yang berlawanan itu sedang bersama

Dab saat kau seperti malam
aku sangat berharap waktu berhenti saat ini juga
Karena dengan begitu
malam ini tak akan cepat berlalu
hingga akan lama kurasakan hadirmu
Walau yang mungkin hanyalah semu